1. Shohih Bukhori : I : 2 : 248 :
عَنْ جَابِرٍ ر.ع. نَهَى النَّبِيُّ ص.م. عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ.
Dari Jabir ra.: Nabi SAW. melarang tentang shoum pada hari jum’at.
2. Shohih Bukhori : I : 2 : 248 ;
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ ر.ع. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. يَقُوْلُ: لاَ يَصُوْمَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ.
Dari Abu Huroiroh ra ia berkata: “Aku pernah mendengar Nabi SAW. berkata: “Janganlah seorang diantara kamu shoum pada hari jum’at, kecuali shoum pada hari sebelumnya atau sesudahnya”.
3. Shohih Bukhori : I : 2 : 248 :
عَنْ جُوَيْرِيَّةَ بِنْتِ الْحَارِثِ رَضِيَ الله عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ ص.م. دَخَلَ عَلَيْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَ هِيَ صَائِمَةٌ فَقَالَ: أَصُمْتِ أَمْسِ ؟ قَالَتْ: لاَ. قَالَ: تُرِيْدِيْنَ أَنْ تَصُوْمِي غَدًا ؟ قَالَتْ: لاَ. قَالَ: فَأَفْطِرِى.
Dari Juwairiyah binti Harits ra. : “Sesungguhnya Nabi SAW. pernah datang kepadanya pada hari Jum’at dan dia sedang shoum, kemudian beliau bertanya: “Apakah engkau kemarin shoum ?” Ia menjawab: “Tidak”. Beliau bertanya: “Apakah engkau berniat shoum besok ?” Ia menjawab: “Tidak”. Beliau berkata: “Berbukalah !”.
4. Shohih Muslim : I : 508 : 146 :
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ: سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ ر.ع. وَهُوَ يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ أَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص.م. عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ ؟ فَقَالَ: نَعَمْ. وَرَبِّ هذَا الْبَيْتِ.
Dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far : “Aku pernah bertanya kepada Jabir bin Abdulloh ra dia sedang thowaf di Baitulloh: Apakah Rosululloh SAW. pernah melarang tentang shoum pada hari Jum’at ?” Ia menjawab: “Benar, Demi Robb Baitulloh ini”.
5. Shohih Muslim : I : 508 : 147 :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ ر.ع. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.: لاَ يَصُوْمُ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ أَنْ يَصُوْمَ قَبْلَهُ أَوْ يَصُوْمَ بَعْدَهُ.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: “Rosululloh SAW. berkata: “Janganlah seorang di antara kamu shoum pada hari Jum’at, kecuali shoum sebelumnya dan shoum sesudahnya”.
6. Shohih Muslim : I : 508 : 148 :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ ر.ع. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.: لاَ تَخْتَصُّوْا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنَ اللَّيَالِى وَ لاَ تَخْتَصُّوْا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اْلأَيَّامِ إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ فِي صَوْمٍ يَصُوْمُهُ أَحَدُكُمْ.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: “Rosululloh SAW. berkata: “Janganlah kamu mengkhususkan malam Jum’at untuk Qiyamul lail diantara malam-malam lain, dan janganlah pula mengkhususkan pada hari Jum’at untuk shoum dari hari-harinya kecuali hari itu kebetulan seorang di antara kamu shoum”.
7. Sunan Abu Daud : I : 558 : 2420 :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. لاَ يَصُوْمُ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ أَنْ يَصُوْمَ قَبْلَهُ بِيَوْمٍ أَوْ بَعْدَهُ.
Dari Abu Huroiroh telah berkata: “Rosululloh SAW. berkata: “Janganlah seorang di antara kamu shoum pada hari Jum’at, kecuali dia shoum sehari sebelumnya atau sesudahnya”.
8. Sunan Abu Daud : I : 558 : 2422 :
عَنْ جُوَيْرِيَّةَ بِنْتِ الْحَارِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ ص.م. دَخَلَ عَلَيْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَ هِيَ صَائِمَةٌ فَقَالَ: أَصُمْتِ أَمْسِ ؟ قَالَتْ: لاَ. قَالَ: تُرِيْدِيْنَ أَنْ تَصُوْمِي غَدًا ؟ قَالَتْ: لاَ. قَالَ: فَأَفْطِرِى.
Dari Juwairiyah binti Harits ra: “Sesungguhnya Nabi SAW. pernah datang kepadanya pada hari Jum’at dan dia sedang shoum, kemudian beliau bertanya: “Apakah engkau kemarin shoum ?” Ia menjawab: “Tidak”. Beliau bertanya: “Apakah engkau berniat shoum besok ?” Ia menjawab: “Tidak”. Beliau berkata: “Berbukalah !”.
9. Hadits riwayat Jama’ah, kecuali Nasai :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.: لاَ تَصُوْمُوْا يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ أَنْ تَصُوْمَ بَعْدَهُ يَوْمٌ وَ قَبْلَهُ يَوْمٌ. رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ إِلاَّ النَّسَائِيُّ وَلأَحْمَدَ: يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمُ عِيْدٍ فَلاَ تَجْعَلُوْا يَوْمَ عِيْدِكُمْ يَوْمَ صِيَامِكُمْ إِلاَّ أَنْ تَصُوْمُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ.
Dari Abu Huroiroh telah berkata: Rosululloh SAW. berkata: “Janganlah kamu shoum pada hari jum’at, kecuali kamu berpuasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya”. HR Jama’ah kecuali Nasai.
Menurut Imam Ahmad: “Hari Jum’at adalah hari raya, maka janganlah hari rayamu kamu jadikan sebagai hari shoummu, kecuali jika kamu shoum sebelumnya atau sesudahnya”.
Keterangan :
Hadits-hadits di atas memberikan petunjuk, bahwa :
- Pada hari Jum’at dilarang shoum, kecuali jika seseorang itu shoum sebelumnya atau sesudahnya.
- Larangan tersebut jika memang mengistimewakan atau mengkhususkan hari Jum’at untuk shoum pada hari tersebut, dan malam Jum’at dikhususkan untuk sholat malam.
- Menurut Imam Nawawi, larangan tersebut ada kesepakatan kalau hal itu bersifat makruh saja.
- Dan itulah yang dibuat dasar para Ulama, bahwa makruh hukumnya, bahkan bisa disebut bid’ah, sholat yang direka-reka seperti itu, mudah-mudahan Alloh SWT. memerangi pencetusnya yang pertama kali, Sesungguhnya itu adalah suatu perbuatan bid’ah diantara perbuatan bid’ah yang sesat dan bodoh.
- Sebagai bukti bahwa Rosululloh SAW, tidak shoum pada hari itu, hadits riwayat Imam Ahmad.
عَنْ جُنَادَةَ اْلأَزْدِي قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص.م. فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ فِي سَبْعَةٍ مِنَ اْلأَزْدِ لإِنَاثًا مِنْهُمْ وَهُوَ يَتَغَدَّى فَقَالَ: هَلُمُّوْا إِلَى الْغَدَاءِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّا صِيَامٌ فَقَالَ: أَصُمْتُمْ أَمْسِ ؟ قُلْتُ: لاَ. قَالَ: أَسَتَصُوْمُوْنَ غَدًا ؟ قُلْنَا: لاَ. قَالَ: فَأَفْطِرُوْا. فَأَكَلْنَا مَعَهُ فَلَمَّا خَرَجَ وَجَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ دَعَا بِإِنَاءٍ مِنْ مَاءٍ فَشَرِبَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَ النَّاسُ يَنْظُرُوْنَ يُرِيْهِمْ أَنَّهُ لاَ يَصُوْمُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ. رَوَاهُ أَحْمَدُ
Dari Junadah Al-Azdi telah berkata: “Aku pernah masuk (rumah) Rosululloh SAW. pada hari Jum’at, bersama tujuh orang dari Azdi dan aku orang yang kedelapan dari mereka. Dan beliau sedang makan siang. Beliau berkata: “Mari makan”, kami menjawab: “Tidak”, beliau bertanya: “Apakah kamu juga akan shoum besok ?”, kami menjawab: “Tidak”, beliau berkata: “Berbukalah”, lalu kami makan bersama beliau. Maka seketika keluar dan beliau duduk di atas mimbar, beliau minta segelas air lalu meminumnya sedangkan beliau berada di atas mimbar dan orang-orang menyaksikan. Beliau memperlihatkan kepada mereka, bahwa beliau tidak shoum pada hari Jum’at”.
Kesimpulan :
- Dilarang mengkhususkan hari atau malam tertentu untuk beribadah, kecuali telah menjadi ketetapan Rosululloh SAW.
- Hal tersebut akan menjadi perbuatan bid’ah yang sesat.
Tinggalkan Komentar