Penetapan Shaum Dengan Ru’yatul Hilal
Untuk menentukan shaum dan Idul Fithri harus mengetahui hilal/tanggal satu Romadhon dan tanggal satu Syawwal, caranya dengan Ru’yah (melihat bulan) atau hisab (menghitungnya). Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
1. SAD: I: 542: 2342
حَدَّثَنَا مَحْمُوْدُ بْنُ خَالِدٍ وَعَبْدُاللهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الشَّمَرْقَنْدِيَّ قَالَ: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ هُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ وَهْبٍ. عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَالِمٍ. عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ نَافِعٍ. عَنْ أَبِيْهِ . عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلاَلَ فَأَخْبَرْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنِّى رَأَيْتُهُ فَصَامَ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ.
Bercerita kepada kami Mahmud bin Khalid dan Abdullah bin Abdur-Rohman As-Samarkandi. Ia berkata: Bercerita kepada kami Marwan yaitu Ibnu Muhammad dari Abdullah bin Wahab, dari Yahya bin Abdullah bin Salim, dari Abu Bakar bin Nafi, dari bapaknya, dari Ibnu Umar telah berkata: Orang-orang melihat hilal (tanggal satu), lalu aku ceritakan kepada Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam bahwa aku telah melihatnya, maka beliau shaum dan menyuruh orang-orang untuk shaum.
2. SM: I: 480: 3
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ: لاَ تَصُوْمُوْا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوْا حَتَّى تَرَوْهُنَّ فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكَمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Ibnu Umar ra dari Nabi saw bahwa beliau menjelaskan mengenai Romadhon, maka beliau berkata: Janganlah kamu shaum sampai kamu melihat hilal dan jangan berbuka (Idul Fithri) sampai kamu melihat hilal, kemudian jika mendung maka tentukanlah/kira-kirakanlah.
3. SM: I: 480: 4
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَكَرَ رَمَضَانَ بِيَدَيْهِ فَقَالَ: الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا (ثُمَّ عَقَدَ إِبْهَامَهُ فِى الثَّالِثَةِ) فَصُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ. فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ ثَلاَثِيْنَ.
Dari Ibnu Umar ra, bahwasanya Rasulullah shollallohu `alaihi wasallammenyebutkan tentang Romadhon, maka beliau kepalkan kedua tangannya, kemudian berkata: Sebulan itu begini, begini dan begini (kemudian yang ketiga kalinya menggenggamklan ibu jarinya). Maka shaumlah kamu karena melihat hilal dan bukalah kamu karena melihat hilal. Jika mendung, maka kira-kirakanlah menjadi tiga puluh hari.
4. SM: I: 481: 6
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّمَا الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُوْنَ. فَلاَ تَصُوْمُوْا حَتَّى تَرَوْهُ. وَلاَ تُفْطِرُوْا حَتَّى تَرَوْهُ. فَإِنْ غَمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Ibnu Umar ra telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallamberkata: Sesungguhnya satu bulan itu dua puluh sembilan hari, maka janganlah shaum sampai kamu melihat hilal, dan janganlah berbuka (Id) sampai kamu melihat hilal. Maka jika mendung diatas kamu kira-kirakanlah.
5. SM: I: 481: 7
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اَلشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُوْنَ. فَإِذَا رَأَ يْتُمُ الْهِلاَلَ فَصُوْمُوْا وَإِذَا رَأَ يْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا. فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Abdullah bin Umar ra telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Sebulan itu ada dua puluh sembilan hari. Maka apabila kamu melihat hilal maka shaumlah kamu dan apabila kamu melihatnya, maka berbukalah kamu, maka jika keadaan mendung, maka hitunglah/kira-kiralah.
6. SM: I: 481: 8
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ:إِذَارَأَ يْتُمُوْهُ فَصُوْمُوْا.وَإِذَا رَأَ يْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Salim bin Abdillah, bahawsanya Abdullah bin Umar telah berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Apabila kamu melihat hilal, maka shaumlah kamu, dan apabila kamu telah melihatnya lagi maka berbukalah kamu, maka jika mendung di atas kamu maka tentukanlah.
7. SM: I: 481: 9
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِيْنَارٍ. أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُوْنَ لَيْلَةً. لاَ تَصُوْمُوْا حَتَّى تَرَوْهُ وَلاَ تُفْطِرُوْا حَتَّى تَرَوْهُ إِلاَّ أَنْ يَغُمَّ عَلَيْكُمْ. فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Abdullah bin Dinar, bahwasanya ia pernah mendengar Ibnu Uamr ra berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Sebulan itu dua puluh sembilan malam, janganlah kamu shaum, sehingga kamu melihat hilal dan jangan kamu berbuka sehingga kamu melihat hilal, kecuali keadaan mendung, maka jika mendung disekitarmu, maka tentukanlah (hitungannya).
8. SM: I: 481: 11
عَنْ أَبِى سَلَمَةَ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ رضي الله عنه يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: اَلشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُوْنَ.
Dari Abu Salamah bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Satu bulan itu dua puluh sembilan hari.
9. SM: I: 482: 17
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ رضي الله عنهقَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلاَلَ فَصُوْمُوْا وَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا. فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُوْمُوْا ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Apabila kamu telah melihat bulan/hilal maka shaumlah kamu dan apabila kamu telah melihatnya lagi, maka batalkanlah, maka jika mendung, maka shaumlah kamu sebanyak tiga puluh hari.
10. SM: I: 482: 18
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ رضي الله عنهأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ. فَإِنْ غُمِّيَ عَلَيْكُمْ فَاكْمِلُوْا الْعَدَدَ.
Dari Abu Huroiroh ra bahwa Nabi shollallohu `alaihi wasallam berkata: Shaumlah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat bulan, maka jika mendung menyelimut kamu, sempurnakanlah hitungannya.
11. SM: I: 482: 19
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رضي الله عنه يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ. فَإِنْ غُمِيَ عَلَيْكُمْ الشَّهْرُ فَعُدُّوْا ثَلاَثِيْنَ.
Dari Muhammad shollallohu `alaihi wasallamin Ziyad telah berkata: Aku pernah mendengar Abu Huroiroh ra berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Shaumlah kamu karena melihat bulan dan berbukalah kamu karena melihat bulan. Maka jika mendung, sebulan itu hitunglah menjadi tiga puluh hari.
Keterangan:
Hadits-hadits shohih diatas memberikan penjelasan kepada kita bahwa:
1. Shaum itu ditentukan dengan cara rukyatul hilal
2. Idul Fithri juga sama
3. Jika cuaca mendung, diperintahkan hisab.
4. Bulan Hijriyah itu jumlahnya 29 hari
5. Maka hisab itu berlaku jika mendung dan digenapkan hitungan harinya menjadi 30 hari.
12. SN: II: 3: 133
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَال َرسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ. فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ الشَّهْرُ فَعُدُّوْا ثَلاَثِيْنَ.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Shaumlah kamu karena telah melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Maka jika mendung, sebulan itu hitung saja menjadi tiga puluh hari.
13. SN: II: 3: 133
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا ثَلاَثِيْنَ.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Shaumlah kamu berdasarkan ru’yatul hilal, dan berbukalah kamu berdasarkan ru’yatul hilal. Maka jika mendung hitunglah menjadi tiga puluh hari.
14. SN: II: 3: 133/134
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ رضي الله عنهقَالَ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِذَا رَأَ يْتُمُ الْهِلاَلَ فَصُوْمُوْا وَإِذَا رَأَ يْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُوْمُوْا ثَلاَ ثِيْنَ. يَوْمًا.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: Sesungguhnya Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Apabila kamu melihat hilal maka shaumlah dan apabila kamu melihatnya lagi maka berbukalah, maka jika berawan, maka shaumlah tiga puluh hari.
15. SN: II: 3: 134
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ:حَدَّثَنِى سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللهِ أَنَّ عَبْدِ اللهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِذَا رَأَ يْتُمُ الْهِلاًلَ فَصُوْمُوْا وَإِذَا رَأَ يْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Ibnu Syihab telah berkata: Bercerita kepadaku Salim bin Abdillah, bahwa Abdullah bin Umar telah berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shollallohu `alaihi wasallam berkata: Apabila kamu melihat hilal, maka shaumlah dan apabila kamu melihatnya lagi maka berbukalah, maka jika mendung, tentukanlah.
16. SN: II: 3: 134
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ: لاَ تَصُوْمُوْا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوْا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah shollallohu `alaihi wasallamtelah menjelaskan mengenai Romadhon, lalu beliau berkata: Janganlah kamu shaum sampai kamu melihat hilal dan janganlah kamu berbuka sampai kamu melihatnya lagi. Maka jika mendung maka tentukanlah.
17. SN: II: 3: 134
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَصُوْمُوا حَتَّى تَرَوْهُ وَلاَ تُفْطِرُوْا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكَمْ فَاقْدُرُوْا لَهُ.
Dari Ibnu Umar, dari Nabi shollallohu `alaihi wasallam telah berkata: Janganlah kamu shaum sampai kamu melihat hilal dan janganlah kamu berbuka sampai kamu melihatnya lagi, maka jika keadaan mendung, maka tentukanlah.
18. SN: II: 3: 134
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الْهِلاَلَ. فَقَالَ: إِذَا رَأَ يْتُمُوْهُ فَصُوْمُوْا وَإِذَا رَأَ يْتُمُوْهُ فَأَفْطِرُوْا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَعُدُّوْا ثَلاَثِيْنَ.
Dari Abu Huroiroh telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallambercerita tentang hilal, lalu beliau berkata: Apabila kamu melihatnya maka shaumlah dan apabila kamu melihatnya lagi maka berbukalah, maka jika mendung, maka hitunglah menjadi tiga puluh hari.
19. SN: II: 3: 135
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهقَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكَمْ فَاكْمِلُوْا العِدَّةَ ثَلاَثِيْنَ.
DariIbnu Abbas ra telah berkata: Rasulullah shollallohu `alaihi wasallamberkata: Shaumlah kamu berdasarkan ru’yatul hilal dan berbukalah kamu berdasarkan ru’yatul hilal, maka jika mendung, maka sempurnakanlah hitungan menjadi tiga puluh hari.
Keterangan:
Berdasarkan hadits-hadits shohih diatas, baik Muslim, Nasai maupun riwayat Abu Daud, bahwa perintah shaum itu berdasarkan:
1. Ru’yatul hilal, jika mendung, maka digenapkan
2. Hisab
3. Sesuai dengan Qs: 2: 185 yaitu:
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمْ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ.
& “Maka siapa saja yang menyaksikan bulan, maka shaumlah pada bulan itu”.
Jelaslah bahwa perintah shaum itu harus berdasarkan ru’yah, kemudian dengan cara hisab atau jika mendung genapkan hitungannya menjadi tiga puluh hari.
0 Komentar