Info Sekolah
Selasa, 01 Mei 5742
  • PESANTREN GRATIS DI JAKARTA UTARA YANG DIDIRIKAN PADA TAHUN 1983 OLEH UST. ABDULLAH HANAFI
  • PESANTREN GRATIS DI JAKARTA UTARA YANG DIDIRIKAN PADA TAHUN 1983 OLEH UST. ABDULLAH HANAFI
11 Januari 2022

Hak Sesama Muslim

Sel, 11 Januari 2022 Dibaca 465x Artikel / Fiqh

Hak Sesama Muslim

Menjenguk orang sakit adalah perkara yang sangat di anjurkan di dalam Islam, sebagaimana di jelaskan di dalam beberapa hadits Rosulullah saw sebagai berikut :

1.SB:I:2:70.

عَنِ الْبَرَّاءِ رع قَالَ : أَمَرَنَا النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَعِيَادَةِ الْمَرِيْضِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِى وَنَصْرِ الْمَظْلُوْمِ وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ وَرَدِّ السَّلَامِ وَتَشْمِيَتِ الْعَاطِسِ وَنَهَانَا عَنْ آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَخَاتَمِ الذَّهَبِ والحرير وَالدِّيْبَاجِ وَالْقَسِيِّ وَاْلإِسْتَبْرَقِ

Dari Al-Barra ra telah berkata: Nabi saw menyuruh kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau menyuruh kami :

  1. Mengantarkan jenazah
  2. Menjenguk orang sakit
  3. Memenuhi undangan
  4. Menolong orang yang teraniaya
  5. Melaksanakan sumpah dengan benar
  6. Menjawab salam
  7. Mendoakan orang yang bersin dan beliau juga melarang kami:

Memakai bejana perak, cincin emas, kain sutera dibaj, qosiy dan istabroq (nama-nama

kain sutera)

2. SB:I:2:70.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رع قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّالسَّلاَمِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيَتُ الْعَاطَسِ

Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: Aku pernah mendengar Rosulullah saw berkata: Hak seorang muslim atas muslim lain ada lima :1. Menjawab salam, 2, menjenguk orang sakit,3, mengantar jenazah, 4, memenuhi undangan dan 5, mendoakan orang yang bersin.

3.SM:1:407:13

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ اْلأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ ثُمَّ أَدْبَرَاْلأَنْصَارِيُّ فَقَالَ رَسُولُ اللهُ صلى الله عليه وسلم : يَاأَخَا اْلأَنْصَارِي كَيْفَ أَخِيْ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : فَقَالَ: صَالِحٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ يَعُودُهُ مِنْكُمْ ؟ فَقَامَ وَقُمْنَا مَعَهُ وَنَحْنُ بِضْعَةُ عَشَرَ مَاعَلَيْنَا نِعَالٌ وَلاَ خِفَافٌ وَلاَ قَلاَنِسَ وَلاَ قُمُصٌ نَمْشِى فِى تِلْكَ السِّبَاخِ حَتَّى جِئْنَاهُ فَاْستَأْخَرَ قَوْمُهُ مِنْ حَوْلِهِ حَتَّى دَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابَهُ الَّذِيْنَ مَعَهُ.

Dari Abdullah bin Umar ia berkata: Kami sedang duduk-duduk bersama Rosulullah saw tiba-tiba seorang laki-laki dari Anshor mendatangi beliau mengucapkan salam kepada beliau. Kemudian orang Anshor tadi hendak berlalu, maka Rosulullah saw betanya: Ya saudara Anshor ! Bagaimana sakitnya saudaraku Sa’ad bin Ubadah ? Lalu ia menjawab: Ia baik kemudian Rosulllah saw berkata: Siapakah di antara kalian yang ingin menjenguknya? Lalu beliau berdiri dan kamipun berdiri bersama beliau. Dan kami berjumlah lebih dari sepuluh orang, Semuanya tanpa memakai sandal, tanpa sepatu, tanpa kopiah dan juga qomis. Kami berjalan kaki di tanah gersang hingga kami sampai, orang-orang yang mengelilingi Sa’ad pada mundur, memberi kesempatan Rosulullah saw untuk mendekati (Sa’ad) dan juga shohabat-shohabat beliau yang datang bersama sama beliau

4.SM.: I: 407: 12.

عَنْ عَبْدِاللهِ بِنْ عُمَرَ قَالَ : اِشْتَكَى سَعْدُبْنُ عُبَادةَ شَكْوَى لَهُ فَأَتَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَعُودُهُ مَعَ عَبْدِ الرَّحْماَنِ بْنِ عَوْفٍ وَسَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ وَ عَبْدِ اللهِ بِنْ مَسْعُوْدٍ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ وَجَدَهُ فِى غَشِيَّةِ فَقَالَ أَقَدْ قَضَ؟ قَالُوْا : لَا، يَا رَسُوْلَ اللهِ ! فَبَكَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَلَماَّ رَأَى الْقَوْمُ بُكَاءَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَكَوْا فَقَالَ : أَلاَتَسْمَعُوْنَ ؟ إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ بِدَمْعِ الْعَيْنِ وَلاَ بِحُزْنِ الْقَلْبِ وَلَكِنْ يُعَذِّبُ بِهَذَا (وَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ) أَوْيَرْحَمُ.

Dari Abdullah bin Umar telah berkata: Ketika Sa’ad bin Ubadah jatuh sakit, Rasulullah saw datang menjenguknya bersama-sama Abdurahman bin Auf, Said bin Abi Waqqosh dan Abdullah bin Mas’ud. Maka tatkala beliau masuk rumahnya, didapatinya Sa’ad sedang pingsan. Kemudian beliau bertanya: Apakah ia sudah meninggal? Jawab mereka: belum ya Rosulullah, lalu Rosulullah saw menangis, tatkala melihat Rosulullah saw menangis orang-orangpun menangis. Maka beliau bersabda: Apakah kamu tidak mendengar bahwa Allah tidak menyiksa seseorang karena menangis, dan tidak pula karena bersedih hati: Tetapi Allah menyiksa karena ini sambil beliau menunjuk lidah atau memberi rahmat karenanya.

Keterangan

  1. Hadits SB:I::2:70. Menunjukkan bahwa hak muslim ada tujuh dan hadits pada tempat yang sama menyatakan hak muslim terhadap muslim yang lain ada lima.
  2. Setelah di kompromikan tidak saling berlawanan
  3. Hadits SM:I:407:12 dan 13 Menunjukkan bahwa Rosulullah sangat perhatian terhadap orang yang sakit, sehingga beliau sampai menjenguknya.
  4. Yang di maksud dengan الحق bahwa hal itu sesuatu yang tidak layak untuk di tinggalkan. Mengerjakannya adakalanya termasuk wajib dan adakalanya termasuk sunnah.
  5. Kata Ibnu Al-Aroby: الحق itu di gunakan untuk arti wajib, tsabit (tetap) dan arti lazim (harus)
  6. Kata Ibnu Al-Bathol, الحق di sini ialah sesuatu yang tidak boleh di langgar.
  7. Kata Al-Hafizh, jelasnya yang di maksud الحق itu adalah wajib Kifayah
  8. Ucapannya رَدُّ السَّلاَمُ (menjawab salam) di dalamnya ada dalil yang mengandung tentang di syariatkannya menjawab salam. Ibnu Abdil Bar menjelaskan bahwa: Mengucapkan salam hukumnya sunnah dan menjawabnya hukumnya wajib kifayah.
  9. Bentuk dan sifat salam sebagai jawaban adalah Wa alaikum salam wa rohmatullahi wa barokatuh.
  10. Jika wawnya di buang dari وَعَلَيْكُمْ menjadi عَلَيْكُمْ boleh saja, tetapi sama saja dengan meninggalkan keutamaan
  11. Dan dianggap cukup menjawab salam dengan وَعَليْكَم السَّلاَم atau dengan عَلَيْكُم السَّلاَم Tetapi jika hanya وعليكم saja di anggap tidak cukup.
  12. Dan dengan menggunakan kata حق المسلم bahwa zhohirnya, haram hukumnya menjawab salamnya orang kafir (NA:II:4:41).

Kesimpulan

  1. Menjenguk orang sakit di syariatkan di dalam Islam.
  2. Memberi salam juga di syariatkan, yang memulai hukumnya sunnah sedangkan menjawabnya hukumnya wajib Kifayah.
  3. Bentuk jawabannya:
    1. Wa alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
    2. Alaikumus salam warohmatullahi wabarokatuh
    3. Wa alaikumus salam
      1. Menjawab salam orang kafir adalah haram.
      2. Mengantar jenazah
      3. Memenuhi undangan
      4. Mendoakan orang yang bersin. Bentuk doanya adalah: yang bersin mengucapkan Al-Hamdu lillah yang mendengar: Yarhamukallah yang bersin: Yahdi kumullah wa yuslihu balakum.

 

Artikel Lainnya

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Info Sekolah

Pesantren Missi Islam Pusat Jakarta

NPSN 510031720021
Jln. Alur Laut Gg. Waru 1 RT.005 RW.03 Kp. Walang Kel. Rawabadak Selatan Kec. Koja, Jakarta Utara
TELEPON 021 4354582
EMAIL missiislampusat@gmail.com
WHATSAPP 6285883828202

TABUNGAN AKHIRAT

Bagi siapa saja kaum muslimin dan muslimat yang hendak menyalurkan infaq/ shodaqohnya untuk keperluan operasional harian pesantren termasuk makan para santri, bisa transfer ke :

No Rekening : ( 451 ) 700 995 912 7

Bank : BSI

A/N : Yayasan Missi Islam Kaaffah

Konfirmasi : 0858 8382 8202

semoga infaq/ shodaqoh para muhsinin menjadi amal ibadah dan pemberat timbangan di akhirat Amin...