Pengertian Lailatul Qodar dan Keutamaannya
Lailatul Qodar ialah suatu malam dimana diturunkan Al-Qur’an pada malam itu atau disebut juga malam kemuliaan yang malam itu lebih baik dari seribu bulan, karena berdasarkan wahyu Allah SWT pada malam itu turun Malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-Nya untuk mengatur segala urusan, dan juga pada malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Untuk itu marilah kita perhatikan Ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits berikut ini:
1. Qs: 97: 1-5
& “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
2. SB: I: 2: 253
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه ِ(رواه الجماعة إلا ابن ماجه)
Dari Abu Huroiroh ra dari Nabi SAW telah berkata: Siapa saja yang shaum pada bulan Romadhon dengan iman dan ikhlas, diampuni baginya dosa yang telah lewat. Dan siapa saja yang bangun malam pada Lailatul Qodar dengan iman dan ikhlas diampuni baginya dosa yang telah lalu. Hr. Jamaah kecuali Ibnu Majah
Keterangan:
Ada perbedaan pendapat para Ulama tentang arti Al-Qodar pada lafazh: Lailatul Qodar antara lain.
A. Kehormatan. Qs: 6: 91
& “Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang seharusnya, ketika mereka berkata: Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”
B. Sempit Qs: 89: 16
& “Dan adapun bila (Robbnya) mengujinya lalu mempersempit rejeki-Nya, maka ia berkata; Robbku menghinakanku”
C. Menentukan atau Mengatur Qs: 65: 3
& “Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”
Karena pada malam itu Malaikat Jibril turun untuk menentukan atau mengatur segala urusan di dunia ini.
D. Berkah dan Hikmah Qs: 44:3-4
& “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam yang diberkahi, dan sesungguhnya Kamilah yang memberikan peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”.
Doa Lailatul Qodar.
Pada dasarnya untuk malam Lailatul Qodar ini, diperintahkan untuk banyak beribadah dalam arti yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, tidak semau kita. Didalam doa Rasulullah SAW memberikan contoh untuk menghadapi Lailatul Qodar ini seperti:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتَ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ وَمَا أَقُوْلُ فِيْهَا قَالَ: قُوْلِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى.( رواه الترمذى و صححه وأحمد وابن ماجه) وَقَالاَ فِيْهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْفَدْرِ.
Dari Aisyah telah berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah SAWagaimana pendapat Engkau, jika aku tahu bahwa malam itu adalah Lailatul Qodar, apakah yang harus aku baca? Beliau menjawab:
Bacalah: اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ يُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ (Ya Allah, Sesungguhnya Engkau maha pengampun, yang suka mengampuni maka ampunilah aku) Hr. Turmudzy dan dishohihkan olehnya, dan Ahmad dan Ibnu Majah. Dan keduanya berkata didalam riwayatnya: Bagaimana pendapat Engkau jika aku mendapat Lailatul Qodar?
Keterangan:
Doa malam Al-Qodar ialah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ.
Ini doa khusus, adapun secara umum, silahkan berdoa menurut keinginannya.
Bersungguh-sungguh Pada Sepuluh Terakhir Bulan Romadhon.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan untuk banyak beribadah pada sepuluh hari terakhir di bulan Romadhon, seperti dijelaskan:
1. SB: I: 2: 253
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم أُرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَقَالَ: رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ اْلأَوَاحِرِ. فَمَنْ مُتَحَرِّيْهَا فَلْيَتَحَرَّ هَا فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ.
Dari Ibnu Umar ra sesungguhnya beberapa orang shohabat Nabi SAW diperlihatkan kepada mereka Lailatul Qodar dalam tidur (mereka) pada tujuh terakhir, maka Rasulullah SAW berkata: Aku melihat seperti yang kalian lihat, dan setuju pada tujuh hari yang terakhir. Maka siapa saja yang hendak mencarinya, carilah pada tujuh hari yang terakhir.
2. SB: I: 2: 253
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا سَعِيْدٍ وَكَانَ لِى صَدِيْقًا. فَقَالَ: اعْتَكَفْنَا مَعَ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم الْعَشْرَ اْلأَوْسَطَ مِنْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ صَبِيْحَةَ عِشْرِيْنَ فَخَطَبَنَا وَقَالَ: إِنِّى أُرِيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أَنْسِيْتُهَا أَوْ نَسِيْتُهَا فَالْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ فِى الْوِتْرِ وَإِنِّى رَأَيْتُ أَنِّى أَسْجُدُ فِى مَاءٍ وَطِيْنٍ فَمَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم فَلْيَرْجِعْ فَرَجَعْنَا وَمَانَرَى فِى السَّمَاءِ قَزَعَةً فَجَاءَتْ سَحَابَةٌ فَمَطَرَتْ حَتَّى سَأَلَ سَقْفُ الْمَسْجِدِ وَكَانَ مِنْ جَرِيْدِ النَّخْلِ وَأُقِيْمَتُ الصَّلاَةُ فَرَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يَسْجُدُ فِى الْمَاءِ وَالطِّيْنِ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّيْنِ فِى جَبْهَتِهِ.
Dari Abu Salamah ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Abu Said shohabatku, lalu ia berkata: Kami I’tikaf bersama Nabi SAW pada sepuluh hari pertengahan dari bulan Romadhon. Beliau keluar pagi hari yang keduapuluh, lalu beliau berkhutbah dihadapan kami. Kata beliau: Diperlihatkan kepadaku Lailatul Qodar, kemudian aku lupa malam itu. Maka carilah pada sepuluh yang terakhir pada bilangan ganjil. Sesungguhnya aku melihat, bahwa aku sujud didalam air dan tanah. Maka siapa saja I’tikaf bersama Rasulullah SAW maka kembalilah, lalu kami kembali. Dan tiada kami lihat ketika itu segumpal awan pun di langit, lalu datang awan dan hujan pun turun dengan deras, sampai air mengalir di atap Masjid, sedangkan (atap) itu terbuat dari pelepah kurma, lalu qomat (untuk) sholat. Kemudian aku melihat Rasulullah SAW sujud didalam air dan tanah berlumpur, sehingga aku melihat bekas tanah itu di keningnya.
3. SB: I: 2: 254
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَاأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Dari Aisyah ra sesungguhnya Rasulullah SAW telah berkata: Bersiap-siaplah (untuk mendapatkan) Lailatul Qodar pada bilangan ganjil dari sepuluh terakhir dari bulan Romadhon.
4. SB: I: 2: 254
عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يُجَوِرُ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya, dari Aisyah telah berkata: Rasulullah SAW ber-i’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon, dan beliau berkata: Bersiap-siaplah untuk mendapatkan Lailatul Qodar pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon.
5. SM: I: 522: 205
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم أُرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ اْلأَةَاخِرِ. فَمَنْ كَانَ مُتَحِرِّ يْهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ.
Dari Ibnu Umar ra sesungguhnya beberapa orang laki-laki shohabat Nabi SAW diperlihatkan Lailatul Qodar diwaktu tidur pada tujuh hari yang akhir, lalu Rasulullah SAW berkata: Aku melihat apa yang kalian lihat (didalam mimpi) dan aku sepakat pada tujuh hari yang akhir. Maka siapa saja yang ingin mencarinya, maka carilah pada tujuh hari yang akhir.
6. JSH: II: 144: 789
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يُجَاوِرُ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُوْلُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقدْرِ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Dari Aisyah telah berkata; Rasulullah SAW ber-i’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon, dan beliau berkata: Bersiap-siaplah (untuk mencari) carilah Qodar pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon.
7. SSH: I: 363: 1437
عَنْ أَبِي ذَرِّ أَنَّهُ قَالَ: قُلْتُ: يَارَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِى عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِى رَمَضَانَ هِيَ أَوْفِى غَيْرِهِ ؟ فَقَالَ: لاَ. بَلْ هِيَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ. ثُمَّ قَالَ: هِيَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ قَالَ: إِلْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ. ثُمَّ قَالَ: إِلْتَمِسُوْهَا فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ.
Dari Abu Dzar, seungguhnya ia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah ! Beritahulah aku tentang Lailatul Qodar pada bulan Romadhon dia itu atau pada bulan lainnya ? Maka beliau menjawab: Tidak, tetapi dia itu pada bulan Romadhon. Kemudian beliau berkata: (Lailatul Qodar) itu ada sampai hari kiamat, kemudian beliau berkata: Carilah (Lailatul Qodar) itu pada sepuluh hari yang akhir, kemudian beliau berkata; Carilah pada hari ketujuh yang akhir.
8. SSH: I: 363: 1438
وَ فِى حَدِيْثِ عُمَرَ وَعَائِشَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم :تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ.
Dan menurut hadits Ibnu Umar dan Aisyah dari Nabi SAW: Bersiap-siaplah (untuk mencari) Lailatul Qodar pada bilangan ganjil dari sepuluh hari yang akhir.
Keterangan:
1. Menurut Al-Qur’an (Qs: 97:1-5) Lailatul Qodar itu lebih baik dari seribu bulan, maksudnya jika seseorang didalam beribadahnya bertepatan dengan malam itu, nilainya sama dengan beribadah yang lebih dari seribu bulan ibadah.
2. Malam itu para Malaikat dan Malaikat Jibril turun untuk mengatur segala urusan dunia sampai terbit fajar.
3. Dengan ayat yang kelima dari Qs: 97: tadi dijelaskan pada batasan akhir Lailatul Qodar itu terbit fajar yaitu shubuh.
4. Doa yang dibaca malam itu adalah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
(Ya Allah Sesungguhnya Engkau maha pengampun yang suka mengampuni, sebab itu ampunilah aku)
5. Lailatul Qodar itu terjadi pada sepuluh hari yang akhir atau tujuh hari yang akhir dari bulan Romadhon pada bilangan ganjil (21,23,25,27 dan 29).
6. Dengan demikian juga menafikan Nuzulul Al-Qur’an pada tanggal 17 Romadhon, karena Lailatul Qodar itu juga bertepatan turun Al-Qur’an yang pertama kali.
7. Sedangkan berdasarkan hadits-hadits shohih diatas Lailatul Qodar yang Al-Qur’an diturunkan itu terjadi pada malam-malam ganjil sepuluh yang akhir di bulan Romadhon.
8. Kemudian Lailatul Qodar juga tidak terjadi hanya sekali saja, tetapi setiap tahun sampai hari kiamat (lihat SSH: I: 363: 1437)
9. Maka malam-malam tersebut diperintahkan untuk bersiap-siap dan mencarinya, maksudnya, cari pada malam yang ganjil-ganjil dari sepuluh hari terakhir tersebut.
Tepatnya Terjadi Lailatul Qodar
Waktu tepatnya terjadi Lailatul Qodar, seperti dijelaskan didalam beberapa hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:
1. SB: I: 2: 254
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: إِلْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقىَ فِى سَابِعَةٍ تَبْقىَ فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى.
Dari Ibnu Abbas ra sesungguhnya Nabi SAW telah berkata: Carilah Lailatul Qodar itu pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon pada hari yang ke sembilan sisa, ketujuh sisa dan pada hari kelima yang tersisa.
2. SB: I: 2: 255
عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ وَعِكْرِمَةَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم هِيَ فِى الْعَشْرِ هِيَ فِى تِسْعٍ يَمْضِيْنِى أَوْ فِى سَبْعٍ يَبْقَيْنِ يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ.
Dari Abu Mijlaz dan Ikrimah, Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW berkata: Yaitu pada yang kesepuluh, yaitu pada sembilan yang lalu atau pada yang ketujuh sisanya yakni Lailatul Qodar.
3. SB: I: 2: 255
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صلّى الله عليه وسلّم لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلاَحَى رَجُلاَنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فَقَالَ: خَرَجْتُ ِلأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلاَحَى فُلاَنٌ وَفُلاَنٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوْهَا فِى التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةُ.
Dari Ubadah bin Shomit telah berkata: Nabi SAW keluar untuk menceritakan kepada kami tentang Lailatul Qodar, maka dua orang laki-laki dari orang-orang Islam saling bertengkar, maka beliau berkata: Aku keluar untuk menceritakan kepada kalian Lailatul Qodar itu pada hari yang ke sembilan, ketujuh atau kelima (dari 10 hari yang akhir bulan Romadhon).
4. SM: I: 523: 207
عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيْهِ (عبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ) رضي الله عنهما قَالَ: رَأَى رَجُلٌ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ. فَقَالَ النَبِيُّ صلّى الله عليه وسلّم أَرَى رُؤْيَاكُمْ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ. فَاطْلُبُوْهَا فِى الْوِتْرِ مِنْهَا.
Dari Az-Zuhry, dari Salim dari bapaknya (Abdullah bin Umar) ra telah berkata: Seorang laki-laki bermimpi bahwa Lailatul Qodar itu pada malam yang kedua puluh tujuh, maka Nabi SAW berkata: Aku setuju dengan mimpi kalian pada sepuluh hari yang akhir, maka carilah pada bilangan ganjil.
5. SM: I: 525: 207
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: اعْتِكَفَ رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم الْعَشْرَ اْلأَوْسَطَ مِنْ رَمَضَانَ يَلْتَمِسُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ قَبْلَ أَنْ تُبَانَ لَهُ فَلَمَّا انْقََيْنَ أَمَرَ بِالْبِنَاءِ فَقُوِّضَ ثُمَّ أُبِيْنَتَ لَهُ أَ نَّهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ فَأَمَرَبِالْبِنَاءِ فَأُعِيْدَ ثُمَّ خَرَجَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: يَاأَ يُّهَا النَّاسُ إِنَّهَا كَانَتْ أُبِيْنَتْ لِيْ لَيْلَةُ الْقَدْرِ وَ إِ نِّى خَرَجْتُ ِلأُخْبِرَكمْ بِهَا. فَجَاءَ رَجُلاَنِ يَحْتَقَانِ مَعَهُمَا الشَّيْطَانُ فَنُسِيْتُهَا فَالْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ إِلْتَمِسُوْهَا فِى التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ. قَالَ: قُلْتُ: يَاأَبَا سَعِيْدٍ إِنَّكُمْ أَعْلَمُ بِالْعَدَدِ مِنَّا قَالَ: أَجَلْ نَحْنُ أَحْقُ بِذ‘لِكَ مِنْكَمْ. قَالَ: قُلْتُ: مَاالتَّاسِعَةُ وَالسَّابِعَةُ وَالْخَامِسَةُ ؟ قَالَ: إِذَا مَضَتْ وَاحِدَةٌ وَعِشْرُوْنَ فَالَّتِى تَلِيْهَا ثِنْتَيْنِ وَعِشْرِيْنَ وَهِيَ التَّاسِعَةُ فَإِذَا مَضَتْ ثَلاَثٌ وعِشْرُوْنَ فَالَّتِى تَلَيْهَا السَّابِعَةُ فَإِذَا مَضَ خَمْسٌ وَعِشْرُوْنَ فَالَّتِى تَلِيْهَا الْخَامِسَةُ
Dari Abu Said Al-Khudry ra telah berkata: Rasulullah SAW beri’tikaf pada hari yang ke sepuluh pertengahan di bulan Romadhon, beliau mencari Lailatul Qodar sebelum diterangkan kepada beliau. Maka ketika sudah ada/selesai beliau menyuruh dibangunkan (tenda) lalu dibongkar. Kemudian diterangkan bagi beliau bahwa Lailatul Qodar itu pada sepuluh hari yang akhir lalu beliau menyuruh kembali membangunkan (tenda) kemudian beliau keluar menemui orang-orang lalu berkata: Hai para mannusia, sesungguhnya Lailatul Qodar itu sudah dijelaskan padaku. Dan sesungguhnya aku keluar untuk menceritakan kepada kalian mngenai Lailatul Qodar lalu ating dua orang laki-laki yang bertengkar bersama keduanya ada syaithon. Maka aku dilupakannya. Maka carilah Lailatul Qodar itu pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon. Carilah pada yang ke sembilan, ketujuh dan yang kelima. Ia berkata: Aku bertanya: Ya Abu Said sesungguhnya kalian lebih tahu jumlah hitungan dari pada kami. Ia menjawab: Tentu, kami lebih berhak demikian itu daripada kalian. Ia berkata: Aku bertanya: Apa yang dimaksud kesembilan, ketujuh dan kelima itu? Ia menjawab” Apabila telah melewati hari kedua puluh satu, maka yang mengiringinya dua puluh dua yaitu yang kesembilan. Maka apabila telah melewati dua puluh tiga hari, berikutnya itu adalah hari ketujuh. Maka apabila telah melewati hari yang ke dua puluh lima, sisanya itu hari kelima.
Keterangan:
1. Menurut hadits-hadits yang shohih diatas Lailatul Qodar itu jatuh pada hari yang kesembilan, atau ketujuh atau kelima.
2. Hal ini hitungan dari belakang, jika hari yang 21 telah berlalu maka itu disebut hari yang kesembilan, dan hari yang ke 23 telah lewat maka itu hari yang ketujuh dan jika hari yang ke 25 telah berjalan maka sisanya itu disebut hari yang kelima.
4. Bisa juga disebut hari yang ke 21 atau ke 23 atau ke 25 atau ke 27 dan ke 29.
Hal-Hal Yang Dikerjakan Rasulullah SAW Menghadapi Lailatul Qodar.
1. SB: I: 2: 255
عَنْ مَسْرُوْقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَاقَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صلّى الله عليه وسلّم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئزَرَهُ وَأَحْيَالَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ.
Dari Masruq dari Aisyah ra telah berkata: Nabi SAW apabila datang sepuluh hari (terakhir) mengikat kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.
2. SM: I: 528: 7
عَنْ مَسْرُوْقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَاقَالَتْ: كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئزَرَ.
Dari Masruq dari Aisyah ra telah berkata: Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari yang akhir, beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengikatkan kainnya.
3. SM: I: 528: 8
عَنِ الْحَسْنِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ قَالَ: سَمِعْتُ إِبْرَاهِيْمَ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ اْلأَسْوَدَ بْنَ يَزِيْدَ يَقُوْلُ: قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ الله ُعَنْهَا: كَانَ رَسُوْلُ الله ِ صلّى الله عليه وسلّم يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْهِدُ فِى غَيْرِهِ.
Dari Hasri bin Ubaidillah, ia berkata: Aku mendengar Ibrohim berkata: Aku mendengar Aswad bin Yazid berkata: Aisyah ra berkata: Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada sepuluh hari akhir, melebihi bersungguh-sungguhnya di hari yang lainnya.
4. SSH: I: 363: 1435
عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوْقٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُوْلُ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَشَدَّ الْمِئزَرَ.
Dari Muslim dari Masruq ia berkata: aku mendengar Aisyah berkata: Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari yang akhir dari bulan Romadhon, beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengikatkan kain.
5. JSH: II: 146: 793
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهَا.
Dari Aisyah ra telah berkata: Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada sepuluh hari yang akhir melebihi kesungguhannya pada hari yang lainnya.
Keterangan:
1. Kalimat “Menghidupkan malam” adalah sebagai kiasan, maksudnya adalah jangan tidur pada malam-malam itu, gunakan untuk ibadah, baik sholat Qiyamu Romadhon atau hal lain yang sesuai dengan contoh Rasulullah SAW.
2. Membangunkan keluarganya, Rasulullah SAW dimalam-malam itu selalu membangunkan keluarga, untuk diajak beribadah.
3. Mengikatkan kain, maksudnya pada malam-malam itu Rasulullah SAW sengaja tidak mendekati isteri-isterinya, karena agar lebih fokus beribadah kepada Allah SWT.
Ciri-Ciri Lailatul Qodar
1. SM: I: 526: 220
عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ عَنْ عَبْدَةَ وَعَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُوْدِ سَمِعَا زِرَّ بْنِ حُبَيْشٍ يَقُوْلُ: سَأَ لْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ فَقُلْتُ إِنَّ أَخَاكَ ابْنَ مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ: مَنْ يَقُمِ الْحَوْلَ يُصِبْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ . فَقَالَ رَحِمَهُ الله ُ أَرَادَ أَنْ لاَ يَتَّكِلَ النَّاسُ أَمَا إِنَّهُ قَدْ عَلِمَ أَ نَّهَا فِى رَمَضَانَ وَ أَ نَّهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاحِرِ وَ أَ نَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ ثُمَّ حَلَفَ لاَ يَسْتَثنِى أَ نَّهَا لَسْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ فَقُلْتُ: بِأَيِّ شَيْئٍ تَقُوْلُ ذ‘لِكَ ؟ يَاأَبَا الْمُنْذِرِ ! قَالَ: بِالْعَلاَمَةِ أَوْ بِاْلأَيَةِ الَّتِى أَخْبَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم أَ نَّهَا تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Dari Sufyan bin Uyainah dari Abduh dan Ashim bin Abu Najud, keduanya telah mendengar Zir bin Hubaisy berkata: Aku pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab ra maka aku bertanya: Sesungguhnya saudaraku Ibnu Mas’ud berkata: Siapa saja yang beribadah setahun pasti dia mendapat Lailatul Qodar. Maka ia (semoga Allah memberi rahmat kepadanya) berkata: Ingin agar orang-orang tidak bergantung (pada malam itu saja) Demi, sesungguhnya ia benar-benar mengetahui bahwa Lailatul Qodar itu adanya di bulan Romadhon. Dan sesungguhnya itu terjadi pada sepuluh hari yang akhir, dan sesungguhnya Lailatul Qodar itu pada malam yang dua puluh tujuh. Kemudian ia bersumpah pada bulan yang diistimewakan itu, bahwa Lailatul Qodar itu malam yang dua puluh tujuh, kemudian aku bertanya: Apa dasarnya kamu katakan begitu ? Hai Abul Mundzir ! Ia menjawab: Dengan tanda-tanda yang Rasulullah SAW telah menceritakan kepada kami, bahwa Lailatul Qodar itu, yaitu (matahari) pada hari itu terbit, tetapi tidak bersinar cerah.
2. JSH: II: 145: 790
عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زُرٍّ قَالَ: قُلْتُ ِلأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: أَ نِّى عَلِمْتُ أَبَا الْمُنْذِرِ أَ نَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَ عِشْرِيْنَ ؟ قَالَ: بَلَى أَخْبَرَنَا رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم أَ نَّهَا لَيْلَةٌ صَبِيْحَتُهَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ. فَعَدَدْنَا وَحَفِظْهَا وَاللهِ لَقَدْ عَلِمَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ أَ نَّهَا فِى رَمَضَانَ أَ نَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ وَلَكِنْ كَرِهَ أَنْ يُخْبِرَكُمْ فَتَتَكِلُوْا.
Dari Ashim dari Zur ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, sesungguhnya aku mengenal Abul Mundzir, bahwa Lailatul Qodar itu adalah malam 27 ? Ia menjawab: Tentu, Rasulullah SAW telah menceritakan kepada kami bahwa Lailatul Qodar itu suatu malam yang pagi-paginya matahari terbit tidak terlalu cerah cahayanya. Maka kami bersiap-siap dan kami menjaganya. Demi Allah ! Sungguh-sungguh Ibnu Mas’ud mengetahui bahwa itu terjadi pada bulan Romadhon, bahwa itu malam 27, tetapi ia tidak suka menceritakan kepada kalian, lalu kalian menggantungkan (bersesal diri).
3. NA: IV: 624: 7
عَنْ زَرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ: سَمِعْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُوْلُ وَقِيْلَ لَهُ إِنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ:مَنْ قَامَ السُّنَةً أَصَابَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَقَالَ أُبَييٌّ وَالله ِالَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ يَحْلِفُ مَا يُسْتَثنَى وَالله ِإِنِّى َلأَعْلَمُ أَيَّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ وَأَمَارُ تُهَا إِنْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ فِىصَبِيْحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَشِعَاعَ لَهَا (رواه أحمد)
Dari Zirr bin Hubaisy telah berkata: Aku pernah mendengar Ubay bin Ka’ab berkata, bahwa Abdullah bin Mas’ud berkata: Siapa saja yang beribadah selama setahun maka ia mendapat Lailatul Qodar, kemudian Ubay berkata: Demi Allah, yang tiada Illah kecuali Dia, sesungguhnya Lailatul Qodar itu terjadi di bulan Romadhon dia bersumpah pada bulan yang diistimewakan itu. Dan demi Allah, aku tahu pada malam apa itu ? Yaitu malam yang Rasulullah saw telah memerintahkan kepada kami agar beribadah, yaitu malam 27, sedangkan tanda-tandanya, kalau matahari terbit dipagi harinya dengan cerah, tetapi tidak bersinar cemerlang. Hr. Imam Ahmad.
Keterangan
1. Lailatul Qodar itu jatuh pada hari yang ke 27 di bulan Romadhon.
2. Cirinya dipagi harinya matahari terbit dengan cerah tetapi tidak bersinar cemerlang (bersinar lembut).
Tinggalkan Komentar