Hal-hal yang dapat Merusak & Membatalkan Shaum
A. Bersetubuh di siang hari
1. SM: I: 495: 81
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ فَقَالَ: هَلَكْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ ! قَالَ: وَمَا أَهْلَكَكَ ؟ قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِيْ فِى رَمَضَانَ. قَالَ : هَلْ تَجِدُ مَا تُعْتِقُ رَقَبَةً ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مَتَتَا بِعَيْنِ ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَجِدُ مَاتُطْعِمُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: ثُمَّ جَلَسَ فَأُتِيَ النَّبِيُّ بِعَرَقٍ فِيْهِ تَمْرٌ . فَقَالَ: نَصَدَّقْ بِهَذَا . قَالَ: أَفْقَرَمِنَّا ؟ فَمَا بَيْنَ لاَ بَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَحْوَجُ إِلَيْهِ مِنَّا. فَضَحِكَ النَّبِيُّ حَتَّى بَدَتْ أَ نْيَابُهُ. ثُمَّ قَالَ: إِذْهَبْ فَأَطْعِمْهُ أَهْلَكَ.
Dari Abu Hurairah ra telah berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi, lalu ia berkata: Ya Rasulullah ! aku kecelakaan. Beliau bertanya: Apa yang mencelakakan kamu? Ia menjawab: Aku menyetubuhi istriku di siang hari Ramadhan. Beliau berkata: Apakah kamu mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang budak? Ia menjawab: Tidak ada. Beliau bertanya: Apakah kamu sanggup shaum dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak sanggup. Beliau bertanya lagi: Adakah sesuatu untuk memberikan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak ada. Beliau berkata: Lalu duduk, maka Nabi membawa sekeranjang korma, lalu berkata: Sedekahkan ini. Ia bertanya: Yang lebih fakir diantara kita? Kiranya tidak ada penduduk sekitar sini yang lebih membutuhkannya dari pada kami. Nabi tertawa sehingga nampak gigi taring beliau. Kemudian beliau berkata: bawalah, lalu berikan makan kepada keluargamu.
2. SB: I: 2: 236
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلَكْتُ قَالَ: مَالَكَ. قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِيْ وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مُتَتَا بِعَيْنِ ؟ قَالَ: لاَ. فَقَالَ: فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ فَمَكُثَ النَّبِيُّ فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذ‘لِكَ. أُتِيَ النَّبِيُّ بِعَرَقٍ فِيْهَا تَمْرٌ وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ؟ فَقَالَ: أَنَا. قَالَ: حُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ. فَقَالَ الرَّجُلُ أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّى يَارَسُوْلَ اللهِ. فَوَاللهِ مَابَيْنَ لاَ بَتَيْهَا يُرِيْدَ الْحَرَّ تَيْنِ أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ فَضَحِكَ النَّبِيُّ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ: أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ.
Dari Abu Hurairah telah berkata: Ketika kami sedang duduk-duduk disamping Nabi, tiba-tiba datang laki-laki kepada beliau, lalu berkata: Ya Rasulullah ! Celaka aku. Beliau bertanya: Ada apa dengan engkau? Ia menjawab: Aku bersetubuh dengan istriku padahal aku sedang shaum. Kemudian Rasulullah bertanya: Adakah engkau mempunyai seorang hamba yang akan engkau merdekakan? Ia menjawab: Tidak ada. Beliau bertanya: Sanggupkah engkau shaum dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak sanggup. Beliau bertanya: Sanggupkah engkau memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak. Kemudian Nabi diam. Sementara itu ada yang membawakan sekeranjang korma kepada Nabi saw. Beliau bertanya: Mana orang yang bertanya tadi? Ia menjawab: Saya. Beliau berkata: Ambillah korma ini, lalu sedekahkanlah. Orang tadi berkata: Apakah saya harus bersedekah kepada orang yang lebih fakir dari saya ya Rasulullah! Demi Allah, tidak ada keluarga yang berada antara dua perbatasan yang berbatu-batu yang lebih fakir daripada keluargaku. Maka Nabi tertawa sampai nampak gigi taringnya. Kemudian berkata: Berikanlah untuk makan keluargamu.
3. SAD: I: 551: 2390
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ فَقَالَ: هَلَكْتُ. قَالَ: مَاشَأْ نُكَ ؟ قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِى فِى رَمَضَانَ. قَالَ: فَهَلْ تَجِدُ مَاتُعْتِقُ رَقَبَةً ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مُتَتَا بِعَيْنِ ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تُطْعِمَ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: إِجْلِسْ. فَأُتِيَ النَّبِيُّ بِعَرَقٍ فِيْهِ تَمْرٌ. فَقَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ. فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ مَابَيْنَ لاَ يَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنَّا. قَالَ: فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ حَتَّى بَدَتْ ثَنَابَاهُ. قَالَ: فَأَطِمْهُ إِيَّاهُمْ.
Dari Abu Hurairah telah berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah, lalu berkata: Aku celaka. Beliau bertanya: Mengapa kamu ? Ia menjawab: Aku menyetubuhi istriku pada (siang hari) bulan Ramadhan. Beliau bertanya: Adakah engkau mempunyai seorang hamba untuk engkau bebaskan? Ia menjawab: Tidak ada. Beliau bertanya: Sanggupkah engkau shaum dua bulan berturut-turut. Ia menjawab: Tidak. Beliau bertanya: Mampukah engkau memberi makan enam puluh orang miskin ? Ia menjawab: Tidak. Beliau berkata: Duduklah, kemudian Nabi memberi sebakul korma, lalu berkata: Sedekahkanlah dengan korma ini, kemudian ia berkata: Ya Rasulullah ! Tidak ada keluarga yang lebih fakir dari kami. Abu Hurairah berkata: Maka tertawalah Rasulullah sampai nampak kedua taringnya. Beliau berkata: Berikanlah makan kepada mereka.
Keterangan:
Tiga hadits diatas memberikan pelajaran kepada kita bahwa:
1. Bersetubuh di siang hari bulan Ramadhan dapat membatalkan shaum
2. Cara membayar kaffaratnya yaitu:
a. Dengan memerdekakan seorang hamba, atau
b. Shaum dua bulan berturut-turut, atau
c. Memberi makan 60 orang miskin, boleh sekaligus atau setiap hari satu orang sampai mencapai 60 orang.
d. Kaffarat ini berlaku untuk suaminya saja, Isteri tidak mungkin bisa shaum selama dua bulan berturut-turut, karena setiap bulannya datang haid.
B. Keluar Darah Haid Atau Nifas.
Sebagaimana dijelaskan oleh beberapa hadits sebagai berikut:
1. SB: I: 2: 239
عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ فَذ‘لِكَ نُقْصَانُ دِيْنِهَا.
Dari Abu Said ra telah berkata: Nabi berkata: Bukankah apabila seorang perempuan haid tidak sholat dan tidak shaum, maka demikianlah kekurangan Dinnya.(agama-nya)
2. SM: I: 164: 64
عَنْ مُعَاذَةَ قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ. فَقُلْتُ: مَابَالُ الْحَائِضِ تَقْضِ الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِ الصَّلاَةَ ؟ فَقَالَتْ:أَحَرُوْرِيَّةٌ أَنْتِ ؟ قُلْتُ:لَسْتُ بِحَرُوْرِيَّةٍ وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. قَالَتْ: كَانَ يُصِيْبُنَا ذ‘لِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.
Dari Muadzah berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah, maka aku bertanya: Apa yang menyebabkan perempuan haidh mengqodho shaum tetapi tidak mengqodho sholat? Maka Aisyah berkata: Apakah engkau orang Haruriyyah? Aku menjawab: Aku bukan orang Haruriyyah, aku hanya ingin betanya. Aisyah menjawab: Itulah keuntungan bagi kita (kaum wanita) kami disuruh mengqodho shaum, tetapi tidak disuruh mengqodho sholat .
3. SN: I: 2: 191
عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةَ أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْ عَائِشَةَ أَتَقْضِ الْحَائِضُ الصَّلاَةَ إِذَا طَهُرَتْ ؟ قَالَتْ:أَحَرُوْرِيَّةٌ أَنْتِ ؟ كُنَّا نَحِيْضُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ثُمَّ نَطْهُرُ فَيَأْمُرُنَا بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ يَأْمُرُنَا بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.
Dari Muadzah Al-Adawiyah, sesungguhnya seorang perempuan bertanya kepada Aisyah, apakah orang perempuan haidh wajib mengqodho sholat apabila telah bersih, Aisyah menjawab: Apakah engkau orang Haruriyyah, kami pernah haidh pada zaman Rasulullah kemudian kami suci, maka kami hanya disuruh mengqodho shaum dan tidak disuruh mengqodho sholat.
C. Mengucap Kata-kata Kotor
Ucapan kotor dan jorok atau sumpah serapah, juga dapat merusak/membatalkan shaum. Dijelaskan:
1. SB: I: 2: 228
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلُ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ.
Dari Abu Hurairah telah berkata: Rasulullah berkata: Siapa saja yang tidak meninggalkan ucapan kotor malah mengamalkan, maka tidak ada bagi Allah keperluan didalam meninggalkan makannya dan minumnya.
Keterangan:
Ucapan kotor termasuk, sumpah serapah, jorok dan lain-lain ini semua dapat merusak shaum.
D. Makan dan Minum
Makan, minum atau apa saja namanya yang dimasukkan melalui mulut lalu menelannya, maka ini juga dapat merusak shaum/membatalkan shaum hal ini dijelaskan:
1. Qs: 2: 187
…وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ…..
…Makanlah dan minumlah sampai jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar….
2. SB: I: 2: 234
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ إِ نِّى أَكَلْتُ وَشَرِبْتُ نَاسِيًا وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ: أَطْعَمَكَ الله ُ وَسَقَاكَ.
Dari Abu Hurairah ra telah berkata: Telah datang seseorang kepada Nabi, lalu bertanya: Ya Rasulullah ! Sesungguhnya aku makan dan minum karena lupa padahal aku shaum. Beliau menjawab: Allah telah memberi makan dan minum kepadamu.
3. SAD: I: 553: 2398
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ إِ نِّى أَكَلْتُ وَشَرِبْتُ نَاسِيًا وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ: أَطْعَمَكَ الله ُ وَسَقَاكَ.
Dari Abu Hurairah ra telah berkata: Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi, lalu ia bertanya: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku makan dan minum karena lupa padahal aku sedang shaum, maka beliau berkata: Allah telah memberi makan dan minum kepadamu.
4. SM: I: 514: 171
عَنْ أَبِى هُرَ يْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ الله ُ وَسَقَاهُ.
Dari Abu Huroiroh ra telah berkata: Rasulullah berkata: Siapa saja yang lupa padahal ia shaum, lalu makan dan minum maka sempurnakanlah shaumnya, karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum.
Hadits semacam juga diriwayatkan oleh Abu Daud pada jilid I hal 553: no: 2398.
Keterangan:
1. Qs: 2: 187 membatasi dibolehkannya makan dan minum pada bulan Ramadhan itu sampai waktu fajar, dengan begitu, makan dan minum di siang hari dengan sengaja dapat membatalkan shaum.
2. Hadits-hadits diatas menjelaskan, bahwa jika seseorang lupa, lalu makan dan minum, ini tidak dapat membatalkan shaum.
Kesimpulan:
Jadi yang dapat membatalkan shaum yaitu:
1. Bersenggama di siang hari
2. Makan dan minum dan apa saja yang masuk melalui mulut,
3. Haid bagi wanita
4. Berbicara jorok, kotor dan lain-lain
Diluar hal tersebut tidak ada masalah.
0 Komentar