Info Sekolah
Senin, 13 Jan 2025
  • PESANTREN GRATIS DI JAKARTA UTARA YANG DIDIRIKAN PADA TAHUN 1983 OLEH UST. ABDULLAH HANAFI
  • PESANTREN GRATIS DI JAKARTA UTARA YANG DIDIRIKAN PADA TAHUN 1983 OLEH UST. ABDULLAH HANAFI
5 Mei 2020

Hal-hal yang boleh & tidak boleh dilakukan oleh orang yang beri`tikaf

Sel, 5 Mei 2020 Dibaca 403x Fiqh / I’tikaf
Hal-Hal Yang Boleh Dilakukan Dan Yang Tidak Bagi Orang Yang Sedang I’tikaf.
Seperti sudah maklum, bahwa I’tikaf itu berdiam diri didalam Masjid dalam rangka untuk lebih dekat kepada Allah, maka tidak boleh bagi mu’takif keluar dari Masjid kecuali untuk membuang hajat saja. Hal-hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Hal-Hal Yang Boleh Dilakukan
1. SB: I: 2: 256
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ  يُصْغِى إِلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ مُجَاوِرٌ فِى الْمَسْجِدِ فَأُجِّلُهُ وَأَنَا حَائِضٌ.
Dari Aisyah ra telah berkata: Nabi  pernah menyodorkan kepalanya kepadaku, dan beliau berada didalam Masjid, lalu aku sisir rambutnya padahal aku sedang haidh.
2. SB: I: 2: 257
عَنْ صَفِيَّةَ زَوْجِ النَّبِيِّ قَالَتْ: أَنَّهَا جَاءَتْ رَسُوْلَ اللهِ تَزُوْرُهُ فِى اعْتِكَافِهِ فِى الْمَسْجِدِ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَتَحَدَّثَتْ عِنْدَهُ سَاعَةً ثُمَّ قَامَتْ تَنْقَلِبُ فَقَامَ النَّبِيُّ مَعَهَا يَقْبُهَا حَتَّى إِذَا بَلَعُتْ بَابَ الْمَسْجِدِ عِنْدَ بَابِ أُمِّ سَلَمَةَ مَرَّ رَجُلاَنِ مِنَ اْلأَنْصَارِ فَسَلَّمَا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ لَهُمَا النَّبِيُّ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّمَا هِيَ صَفِيَّةُ بِنْتُ حَيَيٍّ فَقَالاَ سُبْحَانَ اللهِ يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَبُرَ عَلَيْهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَبْلُغُ مِنَ اْلإِنْسَانِ مَبْلَغَ الدَّمِ وَإِنِّى خَشِيْتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوْبِكُمَا شَيْئاً
Dari Shofiah istri Nabi telah berkata: Dia datang kepada Rasulullah mengunjunginya pada waktu beliau I’tikaf didalam Masjid pada sepuluh hari terakhir dari bulan Romadhon. Dia bercakap-cakap disisi beliau sebentar, kemudian dia berdiri hendak lembali, Nabi  juga berdiri bersamanya untuk mengantarnya sampai ke pintu Masjid. Di dekat pintu Ummu Salamah, beliau lewat bertemu dengan dua orang laki-laki dari Anshor, lalu keduanya mengucapkan salam kepada Rasulullah. Kemudian Nabi  mengatakan kepada keduanya: Teruslah kamu berdua, sesungguhya dia adalah Shofiyah binti Auyay, maka keduanya mengucapkan: Subhanallah Ya Rasulullah, keduanya merasa berat. Nabi berkata: Sesungguhnya syetan kedalam diri manusia melalui pembuluh darahnya. Aku khawatir jika ia menjatuhkan sesuatu kedalam hati kalian.
3. SAD: I: 568: 2467
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا اعْتَكَفَ يُدْنِيْ إِلَيَّ رَأْيَهُ فَأَرَجِّلُهُ وَكَانَ لاَ يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلاَّ لِحَاجَةِ اْلإِنْسَانِ.
Dari Aisyah telah berkata: Rasulullah  apabila I’tikaf beliau dekatkan kepalanya kepadaku lalu aku sisiri dan beliau tidak masuk ke rumah kecuali untuk hajat manusia.
4. SB: I: 2: 256
عَنْ عُرْوَةَ وَعَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ قَالَتْ: وَإِنْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ فِى الْمَسْجِدِ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لاَ يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلاَّ لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا.
Dari Urwah dari Amrah binti Abdir-Rohman, bahwa Aisyah ra isteri Nabi telah berkata: Rasulullah pernah sekali waktu memasukkan kepalanya kepadaku padahal beliau berada didalam Masjid, lalu aku sisiri (rambutnya) dan beliau tidak masuk kerumah kecuali ada keperluan apabila sedang I’tikaf.
5. SB: I: 2: 256
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ يُبَاشِرُنِى وَأَنَاحَائِضٌ وَكَانَ يُخْرِجُ رَأْسَهُ مِنَ الْمَسْجِدِ وَهُوَ مُعْتَكِفٌ فَأَغْسِلُهُ وَأَنَا حَائِضٌ.
Dari Aisyash ra telah berkata; Nabi  pernah mencumbuku padahal aku sedang haidh dan pernah mengeluarkan kepalanya dari dalam Masjid padahal sedang I’tikaf lalu aku bersihkannya dan aku sedang haidh.
6. SB: I: 2: 256
عَنْ عُرْوَةَ وَعَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ فَالَتْ: وَإِنْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ  فِى الْمَسْجِدِ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لاَ يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلاَّ لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَطِفًا.
Dari Urwah dan Amrah binti Abdur-Rohman, bahwa Aisyah ra isteri Nabi telah berkata: Sekalipun Rasulullah memasukkan kepalanya kedalam kamarku tetapi beliau tetap berada didalam Masjid, lalu kusisirkan rambutnya. Dan tidak pernah beliau masuk rumah kecuali untuk kebutuhan manusia apabila sedang I’tikaf.
7. SB: I: 2: 256
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ يُبَاشِرُنِيْ وَأَنَا حَائِضٌ وَكَانَ يُخْرِجُ رَأْسَهُ مِنَ الْمَسْجِدِ وَهُوَ مُعْتَكِفٌ فَأَغْسِلُهُ وَأَنَا حَائِضٌ.
Dari Aisyah ra telah berkata: Nabi pernah mencumbuku padahal aku sedang haidh, dan pernah juga beliau mengeluarkan kepalanya dari Masjid, padahal beliau sedang I’tikaf, lalu aku membersihkannya dan aku sedang haidh.
Keterangan:
Memperhatikan hadits-hadits shohih diatas maka dapat diambil pengertian bahwa yang boleh dilakukan bagi orang yang sedang I’tikaf ialah:
  1. Boleh mengeluarkan kepala dari jendela, dan semua anggota badan tetap berada didalam Masjid.
  2. Pengunjung boleh bercakap-cakap dengan orang yang sedang I’tikaf, sebaliknya juga begitu.
  3. Mu’takif/orang yang I’tikaf boleh melepaskan kerinduan dengan siterinya, walaupun hanya sekedar bercakap-cakap.
  4. Isteri yang sedang haidh boleh menyisir rambut suaminya yang sedang I’tikaf
  5. Mu’takif boleh keluar dari Masjid untuk keperluan rutin (mandi, buang air, berwudhu).
Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan
1. SAD: I: 569: 2472
حَدَّثَنَا عَبْدِاللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ عِيْسَى قَالاَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلاَمِ بْنُ حَرْبٍ. أَنْبَأَنَا اللَّيْثُ بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَ النُّفَيْلِيُّ قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ يَمُرُّ بِالْمَرِيْضِ وَهُوَ مُعْتَكِفٌ فَيَمُرُّ كَمَا هُوَ وَلاَ يُعَرِجُ يَسْأَلُ عَنْهُ وَقَالَ ابْنُ عِيْسَى قَالَتْ: إِنْ كَانَ النَّبِيُّ يَعُوْدُ الْمَرِيْضَ وَهُوَ مُعْتَكِفٌ.
Bercerita kepada kami Abdullah bin Muhammad An-Nufaily dan Muhammad bin Isa, keduanya berkata: Bercerita kepada kami Abdus-Salam bin Harb, bercerita kepada kami Laits bin Sulaim dari Abdur-Rohman bin Al-Qosim, dari bapaknya, dari Aisyah, berkata An-Nufaily, (Aisyah) berkata: Nabi  pernah menjenguk orang sakit padahal beliau sedang I’tikaf. Beliau berjalan biasa saja dan tidak langsung bertanya kepadanya. Kata Ibnu Isa (Aisyah) berkata: Nabi  pernah menjenguk orang yang sakit dan beliau sedang I’tikaf.
Keterangan:
1.      Pada hadits ini disebutkan bahwa Rasulullah  pernah keluar Masjid sewaktu I’tikaf untuk menjenguk orang yang sedang sakit.
2.      Perlu diketahui, bahwa didalam hadits itu ada sanad yang bernama Laits bin Sulaim, dia seorang rowi yang banyak mengundang komentar para Ulama ahli hadits, jadi hadits itu kedudukannya dhaif.
2. SAD: I: 569: 2473
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: اَلسُّنَّةُ عَلَى الْمُتَكِفِ أَنْ لاَ يَعُوْدَ مَرِيْضًا وَلاَ يَشْهَدَ جَنَازَةً وَلاَ يَمَسَّ امْرَأَةً وَلاَ يُبَاشِرَهَا وَلاَ يَخْرُجُ لِحَاجَةٍ إِلاَّ لِمَا لاَ يُدَّ مِنْهُ وَلاَ اعْتِكَافَ ِإلاَّ بِصَوْمٍ وَلاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ فِى مَسْجِدِ
Dari Aisyah, sesungguhnya ia berkata: Yang menjadi ketetapan atas orang yang I’tikaf hendaklah ia tidak menjenguk orang yang sakit, tidak melayat/ta’ziyah kepada janazah, tidak menyetubuhi isteri, tidak mencumbunya dan tidak keluar untuk keperluan kecuali yang tidak boleh tidak (harus keluar) dan tidak ada I’tikaf kecuali dengan shaum dan tidak ada I’tikaf kecuali di Masjid Jami (Raya).
Keterangan:
Hadits diatas menjelaskan bahwa orang yang I’tikaf dilarang:
  1. Menjenguk orang sakit
  2. Ta’ziyah kepada jenazah
  3. Manggauli isteri
  4. Keluar dari Masjid, kecuali butuh sangat/hajat rutin
  5. Harus diwaktu shaum
  6. Di Masjid Jami/Raya.
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Please login to write comment.

Info Sekolah

Pesantren Missi Islam Pusat Jakarta

NPSN 510031720021
Jln. Alur Laut Gg. Waru 1 RT.005 RW.03 Kp. Walang Kel. Rawabadak Selatan Kec. Koja, Jakarta Utara
TELEPON 021 4354582
EMAIL missiislampusat@gmail.com
WHATSAPP 6285883828202

Member Ustadz

TABUNGAN AKHIRAT

Bagi siapa saja kaum muslimin dan muslimat yang hendak menyalurkan infaq/ shodaqohnya untuk keperluan operasional harian pesantren termasuk makan para santri, bisa transfer ke :

No Rekening : ( 451 ) 700 995 912 7

Bank : BSI

A/N : Yayasan Missi Islam Kaaffah

Konfirmasi : 0858 8382 8202

semoga infaq/ shodaqoh para muhsinin menjadi amal ibadah dan pemberat timbangan di akhirat Amin...