بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam kitab tafsirnya (Tafsir As-Sa’dy) dalam menafsirkan Q.S. Al-Baqarah ayat 183 mengatakan kenapa puasa bisa mencapai takwa, ringkasnya:
1️⃣ Dalam puasa, kita meninggalkan apa yang Allah SWT larang.
2️⃣ Dalam puasa, kita melatih diri agar senantiasa merasa diawasi oleh Allah SWT.
3️⃣ Dalam puasa, kita mengekang jalannya setan pada aliran darah sehingga saluran setan menyempit, lalu maksiat berkurang.
4️⃣ Dalam puasa, kita semakin giat melakukan ketaatan.
5️⃣ Dalam puasa, orang kaya akan merasakan apa yang dirasakan orang miskin sehingga mendorongnya untuk memberikan perhatian kepada orang miskin.
Tinggalkan Komentar